Peninggalan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW

Banyak pelajaran yang kita bisa serap dari beberapa peninggalan Rasulullah SAW, Semoga kita makin cinta kepada Rasulullah SAW.

Seklumit Nasihat Maulana Jalaluddin Rumi

Semoga dari beberapa nasehat yang disampaikan oleh Maulana Jalaludin Rumi ini dapat membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Ibnu Sina (Bapak Kedokteran Dunia)

Beliaulah yang menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap dan untuk pertama kalinya.

Abbas Ibnu Firnas

Beliaulah orang pertama dalam sejarah yang melakukan pendekatan sains dalam mempelajari proses terbang.

Jabir Ibnu Hayyan

Beliaulah yang pertama kali menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi.

Selasa, 01 Maret 2011

Atlantis Sama Dengan Indonesia...???


MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis.
Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh. Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil it berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaula internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.


Atlantis Kisah Benua Yang Hilang

Legenda yang berkisah tentang "Atlantis", pertama kali ditemui dalam karangan filsafat Yunani kuno:
Dua buah catatan dialog Plato (427-347 SM) yakni: buku Critias dan Timaeus.

Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan "Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut. negara besar yang mempunyai peradaban tinggi itupun lenyap dalam semalam."

Satu bagian dalam dialog buku Critias, tercatat kisah Atlantis yang dikisahkan oleh adik sepupu Critias.
Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates , tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog.Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis. Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:

"Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas,cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang."



Penyelidikan Arkeolog
Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.

Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benarnyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.

*Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?

*Awal tahun '70-an, sekelompok peneliti telah tiba di sekitar kepulauan Yasuel, Samudera Atlantik. Mereka telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?

*Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia! Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?

*Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut "segitiga maut" laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.

Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?

*Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut "segitiga maut". Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil,bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan: "Mutlak percaya, yang kami temukan adalah Benua Atlantik! Sama persis seperti yang dilukiskan Plato!" Benarkah itu?

Yang disayangkan, piramida dasar laut segitiga Bermuda, berhasil diselidiki dari atas permukaan laut dengan menggunakan instrumen canggih, hingga kini belum ada seorang pun ilmuwan dapat memastikan apakah sebuah bangunan yang benar-benar dibangun oleh tenaga manusia, sebab mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air yang berbentuk limas.

Foto peninggalan bangunan kuno di dasar laut yang diambil tim ekspedisi Rusia, juga tidak dapat membuktikan di sana adalah bekas tempat kerajaan Atlantis. Setelah itu ada tim ekspedisi menyelam ke dasar samudera jalan batu di dasar lautan Atlantik Pulau Bimini, mengambil sampel "jalan batu" dan dilakukan penelitian laboratorium serta dianalisa.
Hasilnya menunjukkan, bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000 tahun. Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya tidak kurang dari 10.000 tahun. Mengenai foto yang ditunjukkan kedua kelasi Norwegia itu, hingga kini pun tidak dapat membuktikan apa-apa.

Satu-satunya kesimpulan tepat yang dapat diperoleh adalah benar ada sebuah daratan yang karam di dasar laut Atlantik. Jika memang benar di atas laut Atlantik pernah ada kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang benar tenggelam di dasar laut Atlantik, maka di dasar laut Atlantik pasti dapat ditemukan bekas-bekasnya. Hingga saat ini, kerajaan Atlantis tetap merupakan sebuah misteri sepanjang masa.
Pernah sekitar thn 2003 lalu, nonton acara di Metro TV yang judulnya Ultimate 10,pada saat itu membahas 10 Tempat Paling Misterius di Dunia,dan ternyata Atlantis duduk pada urutan pertama diatas Misteri Segitiga Bermuda dan Danau Loch (baca artikelku sebelumnya).Dari situ aq baru tahu,klo Atlantis memang Tempat Misterius nomor satu yang membuat orang-orang di dunia penasaran setengah mati.Pada saat penayangan Atlantis,diputar sebuah film dokumenter mengenai pelacakan benua yang hilang tersebut oleh para tim arkeolog.Dan benar,dari apa yang aq saksikan didasar laut perairan dangkal Karibia ditemukan semacam jalan setapak yang sangat panjang dengan struktur yang sangat modern.Selain itu,diperairan tsb juga ditemukan semacam bekas-bekas bangunan yang telah hancur!ya amplop,benarkah benua Atlantis itu pernah ada sebelumnya?

Bung Karno dan KGB


Oleh Muhammad Riza
Nikita Khruschev, pemimpin tertinggi Uni Soviet sebelum Leonid Brezhnev, menulis dalam buku hariannya: “Presiden Soekarno sangat cerdas, sekaligus punya otak. Berbeda dengan pemimpin dunia lainnya, yang cerdas tapi tidak punya otak, meski kalau punya otak, tidak cerdas.”

Kunjungan Nikita Khruschev di penghujung 1959-an itu, mendapat kunjungan balasan dari Presiden Soekarno. Sepulang dari Moskow, Soekarno memerintahkan pembangunan MONAS dan Stadion Senayan, padahal negara sedang pailit dan rakyat dilanda kelaparan. Konon Soekarno terinspirasi oleh stadion Moskow yang gagah itu. Tapi apa sesungguhnya yang terjadi saat Presiden Soekarno berada di Moskow?

Sudah menjadi kebiasaan bahwa departemen psikologi KGB sangat antusias mengamati tingkah-laku raja-raja dan para Presiden di seluruh dunia. Bagi KGB, Presiden Soekarno sangat mudah ditaklukkan. Soekarno punya kelemahan fatal, yaitu sangat menggemari wanita.

Soekarno tahu wanita-wanita mana yang mampu memberikan kepuasan dahsyat di ranjang.

Sekali Soekarno merayu, maka sang wanita akan menjadi kekasihnya. Dewi Soekarno seorang pelacur kelas tinggi dari Jepang, memberikan pengakuan sebagai berikut: “...Bapak adalah pria paling perkasa. Dari sekian banyak pria, hanya Soekarno-lah yang paling hebat di tempat tidur.”

KGB menyediakan kamar khusus untuk Soekarno di Moskow. Soekarno ditemani oleh seorang wanita super cantik dan super seksi yang boleh digaulinya di tempat tidur. Wanita itu adalah seorang pelacur kelas tinggi yang khusus untuk melayani tamu negara, direkrut sebagai agen rahasia oleh departemen pelacuran dalam organisasi KGB. Dari balik kaca atau cermin, terpasang kamera film yang merekam hubungan badan antara Presiden Soekarno dengan seorang pelacur (agen KGB).

Presiden Soekarno diajak bersama-sama untuk menonton film tersebut. Agen KGB itu memberitahukan bahwa semua ini sudah diatur. Mereka memiliki ribuan pelacur yang terlatih. Rekaman ini bisa diedarkan dan diputar di depan bangsa Indonesia agar Presiden Soekarno jatuh martabatnya. Tapi kalau bendera komunisme dan ajaran Marxisme terus berkibar dan berkembang di Indonesia, rekaman tersebut akan dumusnahkan. Mereka punya beberapa copy dan siap diedarkan di bagian dunia manapun.

imageAkhirnya Soekarno mengizinkan PKI berkibar di Indonesia dengan konsep Nasakom. Ini yang ditolak oleh Sumatera Barat. Rakyat Sumatera Barat berontak melawan Soekarno. Amerika Serikat lewat CIA mendukung Sumatera Barat (waktu itu disebut Sumatera Tengah) dan memberikan AC (Air Cannon) secara gratis.

Air Cannon adalah meriam anti pesawat terbang buatan Amerika yang sangat mutakhir kala itu, diberikan dengan cara dijatuhkan dengan parasut dari pesawat terbang.

Ahmad Yani menyusun strategi untuk meredam pemberontakan Sumatera Barat di sebuah hotel di Muara Padang bersama tiga rekannya, dan menghujani kota Padang dengan bom-bom kelas berat dari laut. Seluruh kota bergetar. Sumatera Barat akhirnya menyerah kalah, karena Amerika menghentikan suplai senjata dan beralih membantu pasukan Ahmad Yani yang sangat kuat.

Di Indonesia, KGB dan CIA punya peranan yang aktif dan berbahaya. Rakyat Sumatera Barat dijadikan eksperimen negara-negara besar yang haus darah. Sejarah itu gila!

Salah satu departemen KGB yang ampuh adalah Dezynformatsiya atau Disinformasi, bertujuan memberikan informasi sesat untuk mengadu domba. KGB memberikan sebuah dokumen palsu yang berisi perbuatan tercela Amerika di Indonesia, sehingga Jakarta menjadi panas membara dan rusuh. KGB terkejut melihat hasilnya, karena semula hanya ingin menyentil, tapi malah menimbulkan perasaan anti-Amerika yang hebat dan kekacauan yang hebat pula. “Missi kita melebihi target,” kata Moskow gembira.

Dari sekian juta kegiatan mata-mata, KGB sempat juga merekrut mahasiswa Indonesia untuk menjadi mata-mata di Jepang. Namanya Maba Odantara. Ini rahasia KGB, tidak terungkap di Indonesia.

Konferensi Asia Afrika


Tidakkah kita, bangsa Indonesia, ikut pula hatinya berdebar-debar, kalau kita mendengar kabar tentang majunya usaha Ghasi Zaglul Pasha membela Mesir ? Tidakkah kita ikut berhangatan darah, kalau kita mendengar kabar tentang hebatnya pergerakan Mohandas Karamchand Gandhi atau Chita Ranjau Das membela India ?
Tidakkah kita berbesar hati pula, menjadi saksi atas hasilnya usaha Dr. Sun Yat Sen, “Mazzini Negeri Tiongkok” itu ?

Bahwasanya, kebahagiaan yang melimpahi Negeri-negeri Asia kita rasakan sebagai melimpahi diri kita sendiri; malangnya negeri-negeri itu adalah malangnya negeri kita pula. Wafatnya Zaglul Pasha, wafatnya C.R. Das, wafatnya Dr. Sun Yat Sen tak luputlah menjadikan pula hati kita berkabung dan merasakannya sebagai kehilangan pemimpin sendiri; dan kabar-kabar tentang mundurnya pergerakan di India atau kacaunya susunan kaum nasionalis Tiongkok tahun yang lalu tak luputlah pula memasgulkan hati kita semua...
Di dalam menentang imperialisme Inggris dan lain sebagainya itu, maka rakyat Mesir, rakyat India, rakyat Tiongkok, dan rakyat Indonesia adalah berhadapan dengan satu musuh; mereka adalah kawan senasib, kawan seusaha, kawan sebarisan, yang perjalanannya harus rapat satu sama lain, rapat menjadi satu umat Asia yang seiman dan senyawa. Jikalau bersama-sama umat Asia ini menjalankan serangannya terhadap benteng imperialisme yang kokoh dan kuat itu; jikalau bersama-sama pada suatu ketika semua rakyat Asia itu masing-masing dalam negerinya mengadakan perlawanan yang hebat sebagai gelombang taufan terhadap benteng-benteng imperialisme itu, maka tidak boleh tidak, benteng itu pastilah rubuh pula karenanya.

- Soekarno, 1928
Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia. Di beberapa belahan dunia masih ada masalah dan muncul masalah baru.
Penjajahan yang dialami oleh negara-negara di kawasan Asia dan Afrika merupakan masalah krusial sejak abad ke-15. Walaupun sejak tahun 1945 banyak negara, terutama di Asia, kemudian memperoleh kemerdekaannya, seperti : Indonesia (17 Agustus 1945), Republik Demokrasi Vietnam (2 September 1945), Filipina (4 Juli 1946), Pakistan (14 Agustus 1947), India (15 Agustus 1947), Birma (4 Januari 1948), Ceylon (4 Februari 1948), dan Republik Rakyat Tiongkok (1 Oktober 1949), namun masih banyak negara lainnya yang berjuang bagi kemerdekaannya seperti Aljazair, Tunisia, Maroko, Kongo, dan di wilayah Afrika lainnya. Beberapa Negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah sisa penjajahan. Selain itu konflik antarkelompok masyarakat di dalam negeri pun masih berkecamuk akibat politik devide et impera.
Lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (kapitalis) dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet (komunis), semakin memanaskan situasi dunia. Perang Dingin berkembang menjadi konflik perang terbuka, seperti di Jazirah Korea dan Indo-Cina. Perlombaan pengembangan senjata nuklir meningkat. Hal tersebut menumbuhkan ketakutan dunia akan kembali dimulainya Perang Dunia.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah dunia, namun pada kenyataannya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut, sementara akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini sebagian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala, mengundang para perdana menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud mengadakan suatu pertemuan informal di negaranya. Undangan tersebut diterima baik oleh semua pemimpin pemerintah negara tersebut.
Pada kesempatan itu, Presiden Indonesia, Soekarno, menekankan kepada Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo, untuk menyampaikan ide diadakannya Konferensi Asia Afrika pada pertemuan Konferensi Kolombo tersebut. Beliau menyatakan bahwa hal ini merupakan cita-cita bersama selama hampir 30 tahun telah didengungkan untuk membangun solidaritas Asia Afrika dan telah dilakukan melalui pergerakan nasional melawan penjajahan.

PERTEMUAN TUGU (Tugu, 9 – 22 Maret 1954)
Menteri Luar Negeri Indonesia Soenario, memimpin pertemuan para Kepala Perwakilan Indonesia se-Asia, Afrika, dan Pasifik
Sehubungan dengan diundangnya Indonesia oleh Perdana Menteri Ceylon, maka Pemerintah Indonesia mengadakan suatu pertemuan yang dihadiri oleh para kepala perwakilan Indonesia di Asia, Afrika, dan Pasifik, bertempat di Wisma Tugu, Puncak, Jawa Barat.
Pertemuan ini diketuai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sunario, membahas rumusan-rumusan yang akan menjadi bahan bagi Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dalam forum Konferensi Kolombo, sebagai dasar usulan Indonesia untuk meluaskan gagasan kerja sama regional di tingkat Asia Afrika.
Rumusan hasil Pertemuan Tugu :

  1. menolak pembentukan dua blok di dunia : Blok Barat dan Blok Timur, serta menolak ikut serta dalam aktivitas dua kekuatan besar tersebut;
  2. mengusulkan untuk membentuk kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan dan kemakmuran dalam sebuah kerja sama yang didasari oleh kepentingan bersama untuk melawan kekuatan imperialis-kolonialis;
  3. mengusahakan terselenggaranya konferensi anti imperialis-kolonialis;
  4. meyakinkan peserta untuk memperhatikan sikap politik dunia dan kerja sama Asia Afrika;
  5. membawa kebijakan luar negeri yang bebas aktif dan kebijakan bertetangga baik.


KONFERENSI KOLOMBO (Kolombo, 28 April – 2 Mei 1954)
Gedung Parliament Ceylon, tempat berlangsungnya Konferensi Kolombo
Konferensi Kolombo diselenggarakan atas inisiatif Perdana Menteri Ceylon (Sir John Kotelawala), dan dihadiri oleh Perdana Menteri Birma (U Nu), Perdana Menteri India (Jawaharlal Nehru), Perdana Menteri Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Perdana Menteri Pakistan (Mohammed Ali). Konferensi tersebut berlangsung di Kolombo.
Sir John Kotelawala pada pembukaan Konferensi Kolombo menyatakan bahwa tidak ada agenda formal yang disiapkan untuk konferensi ini, tetapi ada beberapa masalah penting dan cukup mendesak yang perlu dibicarakan. Masalah dimaksud diantaranya :

  1. konflik Indo-China yang mengancam keamanan dan perdamaian di Asia dan di seluruh dunia;
  2. agresi komunis internasional di Asia;
  3. persoalan kolonialisme di berbagai belahan dunia;
  4. perlombaan senjata yang mengancam penghancuran secara masal.

Suasana pada Konferensi Kolombo
Pada sidang yang ke-6, tanggal 30 April 1954, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo berkesempatan mengajukan usulan agar diselenggarakan : “Suatu konferensi yang sama hakikatnya dengan Konferensi Kolombo sekarang, tapi lebih luas jangkauannya dengan tidak hanya memasukkan Negara-negara Asia, tetapi juga Negara-negara Afrika lainnya”.
Reaksi pertama atas usul Indonesia ini sangat skeptis dan pesimis. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat Indonesia untuk merealisasikannya. Hal ini terlihat dalam pernyataan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo yang berkata:“Saya akan merasa puas apabila Konferensi Kolombo dapat menyetujui bahwa Indonesia akan mensponsori sendiri Konferensi Asia Afrika demikian”
Ketetapan hati delegasi Indonesia ini membuahkan hasil dengan dicantumkannya keinginan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di bagian terakhir Komunike Konferensi Kolombo.

KONFERENSI BOGOR (Bogor, 28 – 19 Desember 1954) Istana Bogor, tempat pertemuan Lima Perdana Menteri Negar Sponsor Konferensi Asia Afrika
Pemerintah Indonesia mengadakan penjajagan ke berbagai negara di Asia dan Afrika. Dari 14 negara yang dijajagi, 12 negara telah memberikan jawaban positif. Mereka setuju konferensi diselenggarakan di Indonesia dan dalam waktu secepatnya.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para perdana menteri peserta Konferensi Kolombo (Birma, Ceylon, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan pertemuan di Bogor. Konferensi Bogor membicarakan persiapan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi tersebut berhasil merumuskan kesepakatan tentang tujuan, waktu, tingkat delegasi yang diminta hadir, agenda, dan negara yang diundang dalam Konferensi Asia Afrika.

Suasana Konferensi Bogor
Kelima negara peserta Konferensi Bogor menjadi sponsor dan Indonesia dipilih menjadi tuan rumah pada Konferensi Asia Afrika. Ditetapkan pula Konferensi Asia Afrika akan berlangsung pada akhir minggu bulan April tahun 1955. Soekarno menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya konferensi tersebut.
KONFERENSI ASIA AFRIKA (Bandung, 18 – 24 April 1955)
Negara-negara Peserta Konperensi Asia-Afrika :

  1. Afghanistan
  2. Birma
  3. Kamboja
  4. Ceylon
  5. Republik Rakyat Tiongkok
  6. Mesir
  7. Ethiopia
  8. Pantai Emas
  9. India
  10. Indonesia
  11. Iran
  12. Irak
  13. Jepang
  14. Yordania
  15. Laos
  16. Libanon
  17. Liberia
  18. Libya
  19. Nepal
  20. Pakistan
  21. Filipina
  22. Arab Saudi
  23. Sudan
  24. Suriah
  25. Thailand
  26. Turki
  27. Vietnam (Utara)
  28. Vietnam (Selatan)
  29. Yaman

Langkah bersejarah delegasi Indonesia
Sekitar pukul 08.30 WIB, para delegasi dari berbagai negara berjalan meninggalkan Hotel Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka secara berkelompok untuk menghadiri pembukaan Konferensi Asia Afrika. Banyak di antara mereka memakai pakaian nasional masing-masing yang beraneka corak dan warna. Mereka disambut hangat oleh rakyat yang berderet di sepanjang Jalan Asia Afrika dengan tepuk tangan dan sorak sorai riang gembira. Perjalanan para delegasi dari Hotel Homann dan Hotel Preanger ini kemudian dikenal dengan nama “Langkah Bersejarah” (The Bandung Walks). Kira-kira pukul 09.00 WIB, semua delegasi masuk ke dalam Gedung Merdeka.
Tidak lama kemudian rombongan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, tiba di depan Gedung Merdeka dan disambut oleh rakyat dengan sorak-sorai dan pekik "merdeka". Di depan pintu gerbang Gedung Merdeka kedua pemimpin Pemerintah Indonesia itu disambut oleh lima perdana menteri negara sponsor.

Presiden Indonesia, Soekarno, menyampaikan pidato Pembukaan
Konferensi Asia Afrika, 18 April 1955
Pada pukul 10.20 WIB setelah diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia : "Indonesia Raya", Presiden Indonesia, Soekarno, mengucapkan pidato pembukaan yang berjudul "Let a New Asia And a New Africa be Born" (Mari Kita Lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru). Dalam kesempatan tersebut Presiden Soekarno menyatakan bahwa kita, peserta konferensi, berasal dari kebangsaan yang berlainan, begitu pula latar belakang sosial dan budaya, agama, sistem politik, bahkan warna kulit pun berbeda-beda, namun kita dapat bersatu, dipersatukan oleh pengalaman pahit yang sama akibat kolonialisme, oleh ketetapan hati yang sama dalam usaha mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia. Pada bagian akhir pidatonya beliau mengatakan :Saya berharap konferensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita, pemimpin-pemimpin Asia dan Afrika, mengerti bahwa Asia dan Afrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka bersatu, dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia Afrika tidak akan terjamin. Saya harap konferensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan kepada umat manusia jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai keselamatan dan perdamaian. Saya berharap, bahwa akan menjadi kenyataan, bahwa Asia dan Afrika telah lahir kembali. Ya, lebih dari itu, bahwa Asia Baru dan Afrika Baru telah lahir!
Pidato tersebut berhasil menarik perhatian dan mempengaruhi hadirin yang dibuktikan dengan adanya usul Perdana Menteri India dan didukung oleh semua peserta konferensi untuk mengirimkan pesan ucapan terimakasih kepada presiden atas pidato pembukaannya.
Pada pukul 10.45 WIB., Presiden Indonesia, Soekarno, mengakhiri pidatonya, dan selanjutnya sidang dibuka kembali. Secara aklamasi, Perdana Menteri Indonesia terpilih sebagai ketua konferensi. Selain itu, Ketua Sekretariat Bersama, Roeslan Abdulgani, dipilih sebagai sekretaris jenderal konferensi.
Sidang konferensi terdiri atas sidang terbuka untuk umum dan sidang tertutup hanya bagi peserta konferensi. Dibentuk tiga komite, yaitu Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Semua kesepakatan tersebut selanjutnya disetujui oleh sidang dan susunan pemimpin konferensi adalah sebagai berikut :
Ketua Konferensi Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Politik Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Ekonomi Roosseno, Menteri Perekonomian Indonesia
Ketua Komite Kebudayaan Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia
Sekretaris Jenderal Konferensi Roeslan Abdulgani, Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Indonesia
Dalam sidang-sidang selanjutnya muncul beberapa kesulitan yang bisa diduga sebelumnya. Kesulitan-kesulitan itu terutama terjadi dalam sidang-sidang Komite Politik. Perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi antara Negara-negara Asia Afrika muncul ke permukaan, bahkan sampai pada tahap yang relatif panas.
Namun berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya rasa toleransi dan kekeluargaan di antara peserta konferensi, maka jalan buntu selalu dapat dihindari dan pertemuan yang berlarut-larut dapat diakhiri.

Suasana Sidang Komite Politik di Gedung Dwiwarna
Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu minggu, pada pukul 19.00 WIB. (terlambat dari yang direncanakan) tanggal 24 April 1955, Sidang Umum terakhir Konferensi Asia Afrika dibuka. Dalam Sidang Umum itu dibacakan oleh sekretaris jenderal konferensi rumusan pernyataan dari tiap-tiap panitia (komite) sebagai hasil konferensi. Sidang Umum menyetujui seluruh pernyataan tersebut, kemudian sidang dilanjutkan dengan pidato sambutan para ketua delegasi. Setelah itu, ketua konferensi menyampaikan pidato penutupan dan menyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika ditutup.

Konsensus itu dituangkan dalam komunike akhir, yang isinya adalah mengenai :

  1. Kerja sama ekonomi;
  2. Kerja sama kebudayaan;
  3. Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri;
  4. Masalah rakyat jajahan;
  5. Masalah-masalah lain;
  6. Deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
Deklarasi yang tercantum pada komunike tersebut, selanjutnya dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung, yaitu suatu pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.
Dasasila Bandung:

  1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
  3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
  4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
  6. 1. Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun. 2. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
  7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
  8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
  10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.


50 Tahun KAA, Perjalanan Menuju Gedung Merdeka
Tanpa terasa, 50 tahun sudah perhelatan akbar yang pernah dilaksanakan bangsa Indonesia, Konferensi Asia Afrika (KAA). Konferensi yang digagas oleh Presiden Soekarno ini dilaksanakan di Bandung pada 18-24 April 1955. Dalam konferensi ini, Soekarno berhasil menyatukan bangsa-bangsa di negara Asia dan Afrika, khususnya dalam perjuangan besar melawan imprealisme dan kolonialisme internasional.
-------------
PENDERITAAN rakyat yang telah dilihat Presiden Soekarno menyebabkan tidak ada toleransi lagi terhadap imprealisme. Tetapi akibat imprealisme ini pula kemudian lahir pemimpin-pemimpin gerakan kemerdekaan di Asia dan Afrika, yang kemudian diajak bersatu oleh Soekarno untuk berjuang melawan imprealisme dan kolonialisme internasional. Dari perhelatan akbar inilah lahir Desa Sila Bandung, yang bergema ke seluruh dunia dan kemudian menjadi dasar bagi Gerakan Nonblok.
Dalam konferensi ini, Soekarno berhasil mengumpulkan 29 negara yang berbeda sistem sosial dan sistem politiknya dan diajak mewujudkan adanya koeksistensi damai. Setelah dilaksanakan konferensi ini, bangsa-bangsa di lingkungan Asia dan Afrika bangkit melakukan gerakan kemerdekaan. Dalam kurun waktu 10 tahun saja (1955-1965), ada 41 negara di Asia yang berhasil memerdekakan diri, salah satunya Singapura. Kemudian antara 1966-1975, ada 24 negara yang merdeka, antara lain Bangladesh dan Papua Nuigini. Selanjutnya 1976-1985, ada 13 negara di Asia dan Afrika yang merdeka, antara lain Brunei Darussalam. Dan pada 1986, antara lain Afrika Selatan dan Palestina berhasil merdeka.

Peninggalan Kolonial
Gedung bersejarah tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika (KAA), sebenarnya merupakan gedung tua yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1895. Pada awalnya gedung ini diberi nama Socitet Concordia (SC), yang difungsikan sebagai tempat rekreasi bagi orang-orang Eropa di Bandung. Setiap akhir pekan atau hari libur, biasanya para pemilik perkebunan yang ada di pegunungan Jawa Barat, beramai-ramai "turun" ke Kota Bandung untuk mencari hiburan. Para preangerplanter yang memiliki perkebunan-perkebunan teh atau kina di Tartar Bandung inilah yang banyak memberikan kontribusi terhadap pembangunan gedung-gedung dengan berbagai gaya yang sedang trend di Eropa saat itu.
Gedung SC tua kemudian dipugar dan dibangunlah gaya klasik romantik, melibatkan arsitek Van Galen dan CP Wolff Schoemaker. Arsitek CP Wolff Schoemaker adalah Guru Besar di Technisce Hoogeschool (ITB), yang pernah memberi kuliah Seni Bangunan dan Sejarah Arsitektur pada Presiden Soekarno saat masih kuliah Technisce Hoogeschool Bandung. Di masa penjajahan Jepang, Gedung SC ini difungsikan sebagai gedung pusat kebudayaan yang diberi nama Dai Toa Kaikan. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini tetap dirawat dengan baik dan diberi nama Gedung Merdeka oleh Presiden Soekarno menjelang berlangsungnya KAA di Bandung pada 1955.
Kesuksesan KAA yang mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia internasional menyebabkan jalan yang ada di depan Gedung Merdeka Bandung kemudian diganti menjadi Jl. Asia Afrika. Di zaman kolonial, jalan ini bernama Grote Postweg atau Jalan Pos, yang dibuat pada 1809 di masa pemerintahan Gubernur Jederal Herman Willm Daendels, mulai dari Anyer (Jawa Barat) sampai di Panarukan (Jawa Timur).

Museum KAA
Menjelang peringatan KAA ke-25, sebagian dari Gedung Merdeka digunakan sebagai Museum KAA. Pembuatan museum ini diprakrasai oleh Presiden Suharto. Pelaksanaan pembuatan museum ini diserahkan kepada Departemen Luar Negeri RI, saat dipimpin oleh Mochtar Kusumaatmaja. Sedangkan konsultan perencana museum ini dipercayakan kepada Decenta Grup. Museum KAA kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada peringatan KAA ke-25, 25 April 1980 di Bandung.
Museum KAA ini ditempatkan di sisi timur bagian depan Gedung Merdeka. Di dalam museum ini dapat disaksikan miniatur Ruang Konferensi yang diberi dinding kaca, karena tidak boleh dimasuki tanpa izin. Miniatur Ruang Konferensi ini didesain menyerupai suasana ruang konferensi pada saat KAA berlangsung, seperti ada meja dan kursi sidang, mimbar, kursi peserta, bendera 29 negara peserta dan kamera film yang pernah digunakan untuk meliput KAA.
Kecuali Ruang Konferensi yang berdinding kaca, sebagian besar Museum KAA didesain dengan pemajangan materi secara terbuka (landascape). Dengan desain seperti ini, pemajangan materi dan sirkulasi ruangnya terkesan mengalir, sehingga pengunjung bisa mengikuti display materi dengal alur proses dan aktivitas KAA, serta materi-materi penunjangnya. Setelah miniatur Ruang Konferesi, dapat dilihat materi proses terselenggaranya KAA, dimulai dari display Konferensi Colombo pada 28 April - 2 Mei 1954 untuk membahas perlu tidaknya KAA sebagai tindak lanjut Pertemuan Tugu pada Maret 1954 yang memunculkan gagasan penyelenggaraan KAA.
Setelah ada komunike bersama Perdana Menteri Indonesia, Birma, Ceylon (Srilanka), India dan Pakistan, bahwa KAA perlu dilaksanakan, maka dilakukan Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1954. Selanjutnya dapat disaksikan display peta dunia yang besar pada dinding ruang, yang memperlihatkan letak ke-29 negara peserta KAA dan ditunjang daftar nama-nama anggota delegasi.
Selain itu juga ada display persiapan KAA, kedatangan para delegasi, proses langkah-langkah bersejarah, pidato pembukaan KAA oleh Presiden Sukarno, suasana sidang dan teks berbunyi "Asia Afrika Bergema dari Bandung". KAA yang menghasilkan Dasa Sila Bandung (DSB), kemudian ke-10 butir uraian DSB tersebut dibuatkan displaynya pada dinding mamer hitam dengan teks berwarna emas. Monuman DSB juga dibuat di halaman Hotel Savoy Homan yang ada di dekat Gedung Merdeka, sebab di hotel inilah sebagian besar anggota delegasi KAA menginap.
Selain memperlihatkan suasana resmi di luar dan di dalam ruang sidang, terdapat juga pajangan foto-foto suasana nonformal dalam kegiatan KAA. Materi penunjang KAA yang dipajang pada museum, antara lain beberapa kliping berita koran maupun lembaran-lembaran koran, yang memuat dan berpartisipasi dalam KAA. Selain itu ada juga pajangan beberapa mesin ketik yang digunakan oleh panitia pelaksana KAA. Termasuk juga satu set kursi anyaman rotan yang sempat diduduki kepala negara peserta KAA. Di samping itu juga dipajang dokumentasi kegiatan pada saat berlangsung Peringatan KAA ke-25 pada 1980.

Monumen Arsitektur
Setelah digunakan sebagai tempat penyelenggaran KAA, Gedung Merdeka ini juga sempat digunakan sebagai Kantor Konstituante antara kurun 1957-1959. Saat itu di Jakarta tidak ada gedung-gedung besar untuk kegiatan parlemen. Konstituante kemudian dibubarkan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presidet 5 Juli 1959, karena tidak berhasil melaksanakan tugasnya.
Setelah digunakan sebagai Kantor Konstituante, Gedung Merdeka kemudian sempat digunakan sebagai Kantor Majelis Permusyawaratan Sementara (MPRS) pada 1961. Dan pada 1965 digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika.
Meskipun Gedung Merdeka merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda, tetapi gedung ini menyimpan sejarah penting bagi bangsa Indonesia dan bangsa-banga di Asia Afrika. Karena itu, Gedung Merdeka patut dijaga kelestariannya. Keindahan gedung bergaya Klasik Romantik karya Van Galen dan CP Wolff Schoemaker ini juga layak didokumentasikan sebagai monumen arsitektur. Gedung ini merupakan salah satu gedung penting yang menjadi mata rantai sejarah arsitektur di Indonesia di samping merekam sejarah penting bagi bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Sejak zaman kolonial Belanda, gedung ini memang sudah digunakan sebagai gedung pertemuan eksklusif, hingga di zaman kemerdekaan gedung ini juga masih digunakan sebagai gedung untuk kegiatan penting di Indonesia, bahkan untuk kegiatan bertaraf internasional. Inilah gedung yang memiliki sejarah panjang, dari Gedung Sositet Concordia sampai Gedung Merdeka.